LAZ DKD

Terbebasnya Hamba ‘Ālim dari Muntaqim

Proses diri menjadi hamba Allah yang ‘ālim

Sifat Al-Muntaqim bukan termasuk dalam Asmā’ul Ḥusnā yang biasa disebutkan, namun merupakan sifat Allah Subḥānahu wa Ta‘ālā sebagaimana termaktub dalam Al-Qur’an.


Dalil-dalil Al-Qur’an

1. QS. As-Sajdah: 22 (Juz 21)

وَمَنْ أَظْلَمُ مِمَّنْ ذُكِّرَ بِآيَاتِ رَبِّهِ ثُمَّ أَعْرَضَ عَنْهَا ۗ إِنَّا مِنَ الْمُجْرِمِينَ مُنْتَقِمُونَ

“Siapakah yang lebih zalim daripada orang yang telah diperingatkan dengan ayat-ayat Tuhannya, kemudian dia berpaling darinya? Sesungguhnya Kami akan memberikan balasan kepada para pendosa.”

Ayat ini menunjukkan bahwa Allah akan menegakkan keadilan dan memberikan balasan kepada mereka yang berpaling dari peringatan-Nya.


2. QS. Ibrāhīm: 47 (Juz 13)

فَلَا تَحْسَبَنَّ اللَّهَ مُخْلِفَ وَعْدِهِ رُسُلَهُ ۗ إِنَّ اللَّهَ عَزِيزٌ ذُو انْتِقَامٍ

“Jangan sekali-kali engkau mengira bahwa Allah mengingkari janji-Nya kepada rasul-rasul-Nya. Sesungguhnya Allah Mahaperkasa lagi mempunyai pembalasan.”

Ayat ini menegaskan bahwa Allah tidak akan menyalahi janji-Nya dan bahwa pembalasan-Nya adalah bentuk keadilan dan kemuliaan sifat-Nya.


Makna Al-Muntaqim

Al-Muntaqim adalah Dzat yang Maha Menyediakan (mengancam) balasan yang pedih bagi pelaku maksiat dan kezaliman setelah diberi bimbingan, peringatan, dan kesempatan untuk bertobat.

Contoh: Fir‘aun telah dibimbing dan diberi kesempatan untuk bertobat, namun tetap kufur dan sombong, maka Allah menghukumnya dengan cara ditenggelamkan.


Hakikat Maksiat dan Intiqām

  • Maksiat adalah mendahulukan kehendak diri sendiri di atas kehendak Allah terhadap kita.
  • Ketika maksiat dan kemungkaran telah menyatu dengan jiwa seseorang, maka ancaman Intiqām (pembalasan) menjadi nyata.
  • Siksaan Allah bukan sekadar balasan, melainkan bentuk pendidikan ilahiah bagi hamba yang melampaui batas.

Sifat Al-Muntaqim tidak mengandung sisi negatif, sebab Allah menetapkan aturan dan syariat agar manusia tidak saling menyulitkan dan menyakiti.


Hikmah dari Sifat Al-Muntaqim

Sifat Al-Muntaqim merupakan salah satu sifat kemuliaan Allah yang sejalan dengan keagungan dan kekuasaan-Nya.
Ancaman dan hukuman Allah adalah pendidikan dan tarbiyah agar hamba-hamba-Nya beradab dan mencapai kemuliaan.

Maka, sifat Al-Muntaqim berlaku bagi siapa pun—baik individu maupun kelompok—yang telah dibebani taklif (mukallaf).
Jangan berharap terhindar dari Intiqām-Nya hanya karena nasab, kedudukan, atau hubungan kekeluargaan.


Penutup

Al-Muntaqim adalah Al-Murabbī — Dzat yang mendidik hamba-hamba-Nya melalui perintah, larangan, janji, dan ancaman.
Dengan sifat ini, Allah mengarahkan dan membimbing kita agar menjadi hamba yang beradab dan mulia — di dunia dan di akhirat.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *