LAZ DKD

Meraih Keberkahan di Bulan Rajab, Sya’ban, dan Ramadhan

Setiap bulan dalam kalender Islam memiliki keistimewaan tersendiri. Di antara bulan-bulan tersebut, Rajab dan Sya’ban menjadi momen persiapan menuju Ramadhan, bulan penuh berkah. Dengan memanfaatkan kedua bulan ini sebagai latihan, ibadah di bulan Ramadhan akan terasa lebih ringan dan optimal.

Dalam menjalani Ramadhan, ada dua golongan manusia sebagai lulusan Ramadhan:

  1. Mereka yang mendapatkan ampunan Allah.
  2. Mereka yang tidak mendapatkan ampunan.

Lalu, apa tujuan utama dari ibadah puasa? Allah menetapkan tiga tujuan utama:

  1. Agar senantiasa bertakwa.
  2. Agar menjadi pribadi yang bersyukur.
  3. Agar mendapatkan bimbingan dari Allah SWT.

Takdir dan Rezeki dalam Kehidupan

Dari Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah ﷺ bersabda:
“Sesungguhnya tiap kalian dikumpulkan ciptaannya dalam rahim ibunya selama 40 hari berupa nutfah (air mani), kemudian menjadi ‘alaqah (segumpal darah) selama itu juga, lalu menjadi mudghah (segumpal daging) selama itu, kemudian diutus kepadanya malaikat untuk meniupkan ruh, dan dia diperintahkan mencatat empat ketetapan: rezekinya, ajalnya, amalnya, serta kesulitannya atau kebahagiannya.”
(HR. Bukhari dan Muslim)

Dalam Islam, pemahaman tentang rezeki sangatlah penting. Banyak orang berusaha memperbanyak harta, tetapi lupa bahwa rezeki telah ditetapkan oleh Allah. Sejatinya, meminta rezeki yang diberkahi dan dimudahkan lebih utama daripada meminta rezeki yang berlimpah.

Perbedaan Rezeki dan Harta

  1. Rezeki: Segala sesuatu yang dapat dinikmati dan dimanfaatkan, termasuk kesehatan, ilmu, dan ketenangan hati.
  2. Harta: Hak milik seseorang, tetapi belum tentu bisa dinikmati. Harta juga akan dipertanggungjawabkan di akhirat kelak.

Rasulullah ﷺ bersabda:
“Wahai sekalian manusia, sesungguhnya kalian tidak akan mati sampai sempurna jatah rezekinya. Karena itu, janganlah kalian merasa rezeki kalian terhambat. Bertakwalah kepada Allah, carilah rezeki dengan baik, ambillah yang halal, dan tinggalkan yang haram.”
(HR. Baihaqi dalam Sunan Al-Kubro, disahihkan oleh Al-Hakim)

Prestasi seseorang tidak diukur dari seberapa banyak hartanya, tetapi seberapa besar manfaat yang ia berikan kepada orang lain. Rasulullah ﷺ juga mengajarkan bahwa harta yang sejati adalah:

  1. Makanan yang dimakan sampai habis.
  2. Pakaian yang digunakan sampai lusuh.
  3. Harta yang disedekahkan.

Cara Menjadikan Harta Berkah

Agar harta menjadi berkah, kita harus:

  • Bersyukur kepada Allah SWT.
  • Menunaikan zakat dan bersedekah.
  • Mencari rezeki yang halal.
  • Bertobat dari dosa-dosa.
  • Menyambung silaturahmi.
  • Bekerja dengan hati yang qana’ah (merasa cukup).

Rezeki turun dari langit ke bumi, kemudian Allah menyediakan segala sesuatu di bumi untuk manusia. Namun, manusia tetap diperintahkan untuk berusaha mencarinya.

Jenis-Jenis Rezeki

  1. Rezeki Universal – Diberikan kepada semua makhluk, baik Muslim maupun non-Muslim, dengan syarat halal dan thayyib (baik).
  2. Rezeki Spesial – Diberikan kepada orang-orang beriman yang bersyukur kepada Allah.
  3. Rezeki Istimewa – Diberikan kepada orang-orang yang bertakwa, dengan keberkahan yang datang dari arah yang tak disangka-sang

Ramadhan adalah kesempatan besar untuk meraih ampunan dan keberkahan dari Allah. Dengan memahami hakikat rezeki, kita akan lebih mudah bersyukur dan menjalani hidup dengan penuh ketenangan. Semoga Allah menjadikan kita bagian dari golongan yang mendapatkan rahmat dan ampunan-Nya di bulan Ramadhan serta memberikan keberkahan dalam setiap rezeki yang kita terima. Aamiin.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *