Ikhsan adalah cermat di dalam beraktivitas, baik aktivitas dunia maupun aktivitas ukhrawi dan menjalankan kegiatan tersebut dengan serius dan sesempurna-sempurnanya. Apabila kita ingin mendekatkan diri dengan Allah SWT. maka kita harus berbuat ikhsan, dan ikhsan ini menjadi puncak kesuksesan seorang hamba di dalam mengabdi kepada Allah SWT.
Ikhsan secara garis besar itu terbagi menjadi 2 :
- Al – Ikhsan fiil mu’amalat ( interaksi )
- Mu’amalat dengan diri sendiri : kita bergaul/berinteraksi dengan diri sendiri. Surat Az – Zariyat ayat 21.”Kenapa kita diberi oleh Allah SWT. golongan darah yang berbeda-beda? karena itu untuk menentukan jenis makanan yang harus dikonsumsi oleh golongan darah yang berbeda.”
- Mu’amalat kepada orang tua. Berkata yang menyejukkan kepada orang yang lebih tua. Kita dilarang untuk berkata “uf”. Uf artinya menggunakan kata-kata taswir (kecil) dan atau tasnin ( menua-nuakan ).
- Mu’amalat kepada pasangan, jangan seorang mukmin membenci mukminah yang lain ( pasangannya ). Semua manusia di dunia ini pasti memiliki akhlak yang kurang baik dan memiliki kelemahannya. Sikap kita kepada orang yang memiliki kelemahan adalah menerapkan dan menunjukkan sikap apa yang dapat saya perbuat untuk menambah kebaikan orang tersebut dan kebaikan apa yang dia miliki yang bisa saya ambil.
- Mu’amalat kepada alam, keterkaitan dengan bersyukur. Rasulullah pernah berkata “Kalau ada seorang mukmin yang menanam pohon yang apabila berbuah dan dimakan saudara, pencuri, maupun burung maka itu akan bernilai sodaqoh.”
- Mu’amalat kepada hewan, maka manusia diperintahkan untuk berbuat baiklah kepada hewan dalam menyembelih dan membunuh.
- Al – Ikhsan fiil ‘ibadah ( ritual )
Memiliki 2 tingkatan yaitu :
- Engkau menyembah Allah seolah-olah engkau melihatnya.
- Engkau menyembah Allah seolah-olah tidak bisa melihat Allah, maka yakinlah bahwa Allah melihatmu.