LAZ DKD

Awas Bid’ah

Dalil Utama

  • “Barangsiapa membuat suatu perkara baru dalam agama kami ini yang tidak ada asalnya, maka tersebut tertolak”
    (HR. Bukhari & Muslim)
  • “Barangsiapa melakukan suatu amalan yang bukan ajaran kami, maka amalan tersebut tertolak”
    (HR. Muslim, no. 1718)

Makna Bid’ah Menurut Beberapa Ulama

  1. Cara/kebiasaan dalam Islam yang dibuat-buat, menandingi syariat, dengan tujuan berlebih-lebihan dalam beribadah kepada Allah.
  2. Perkara yang tidak pernah dilakukan pada masa Rasulullah.
  3. Semua perbuatan tanpa contoh sebelumnya.
  4. Segala sesuatu yang diada-adakan tanpa contoh sebelumnya, baik terpuji maupun tercela.

Faedah Hadits

  • Syarat diterimanya ibadah: Ikhlas & ittiba’ (mengikuti tuntunan Nabi).
  • Amalan tanpa contoh dari Nabi = mardudun (tertolak).
  • Hukum asal ibadah: haram, kecuali ada dalil yang memerintah.
  • Hukum asal muamalah: boleh, kecuali ada dalil yang melarang.
  • Ada bid’ah terpuji dan bid’ah tercela.

Contoh Bid’ah Terpuji

  1. Pengumpulan & pembukuan Al-Qur’an (tidak dilakukan di zaman Nabi, tapi dibolehkan dan bermanfaat).
  2. Shalat sunnah ba’da wudhu yang diamalkan Bilal meski Nabi tidak memerintah secara langsung.

Bid’ah sesuai sunnah: disebut bid’ah hasanah
Bid’ah bertentangan dengan sunnah: disebut bid’ah madzmumah


Pembagian Bid’ah Menurut Ulama (Imam Asy-Syathibi / Imam Nawawi)

  1. Wajib: Mempelajari ilmu nahwu-sharaf (fardhu kifayah).
  2. Haram: Shalat Subuh 4 rakaat.
  3. Sunnah/Anjuran: Membangun prasarana kebaikan (sekolah, madrasah).
  4. Makruh: Menghias masjid atau mushaf secara berlebihan.
  5. Mubah: Bersalaman setelah shalat Subuh & Ashar, menikmati makanan/pakaian.

Meluruskan Kaidah: “Jika Tidak Dilakukan Nabi Maka Haram”

Tidak semua yang tidak dilakukan Nabi berarti haram. Alasannya bisa:

  1. Kebiasaan / budaya
    • Contoh: Rasulullah tidak makan daging biawak, bukan karena haram, tapi karena beliau tidak terbiasa.
  2. Khawatir memberatkan umat
    • Contoh: Rasul jarang mengimami tarawih berjamaah karena takut diwajibkan.
  3. Tidak terlintas di pikiran Nabi
    • Contoh: Pembuatan mimbar, baru dilakukan setelah ada usulan sahabat.
  4. Lupa
    • Contoh: Nabi pernah lupa dalam shalat, lalu menambah sujud sahwi.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *