Dalam kehidupan ini, rahmat Allah adalah kunci utama bagi kebahagiaan dan keselamatan kita. Allah mensifati diri-Nya dengan Ar-Rahman dan Ar-Rahim, yang menunjukkan betapa luas kasih sayang-Nya. Namun, ada jalan-jalan khusus yang dapat mendatangkan rahmat Allah dalam kehidupan kita. Salah satunya adalah dengan ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya serta menjaga keikhlasan dalam beramal.
Allah mensifati diri-Nya dengan Maha Rahman dan Maha Rahim.
1. Ar-Rahman
- Kasih sayang Allah yang bersifat zatiyah (melekat pada diri-Nya).
- Tidak bergantung pada apa pun, melainkan merupakan sifat mutlak Allah.
2. Ar-Rahim
- Kasih sayang Allah yang bergantung pada makhluk-Nya.
Konsep dalam Beramal
Hadis dari Abu Hurairah:
“Amal seseorang tidak akan memasukkan seseorang ke dalam surga.”
Para sahabat bertanya, “Engkau juga tidak, wahai Rasulullah?”
Beliau menjawab, “Aku pun tidak. Itu semua hanyalah karena karunia dan rahmat Allah.”
(HR. Bukhari No. 5673 dan Muslim No. 2816)
Dalam beramal, fokus utama harus pada:
- Kualitas Ittiba’ – Menjalankan amal dengan cara yang semirip mungkin dengan yang dicontohkan oleh Rasulullah ﷺ.
- Kualitas Keikhlasan – Memurnikan niat hanya karena Allah semata.
Ali Imran Ayat 132
“Dan taatlah kepada Allah dan Rasul, agar kalian diberi rahmat.”
Konsep Ketaatan
Taat kepada Allah
- Mendahulukan, memprioritaskan, dan memenangkan kehendak Allah di atas kehendak siapa pun, termasuk kehendak pribadi.
- Siap diarahkan ke mana pun oleh Allah tanpa khawatir tersesat, merugi, atau menyesal.
- Yakin bahwa setiap perintah Allah pasti berakhir dengan kebaikan dan tidak ada yang berujung pada kesusahan.
- Allah adalah puncak kebahagiaan dan kemuliaan sejati.
Taat kepada Rasulullah ﷺ
- Menganggap Rasulullah sebagai satu-satunya makhluk yang mengetahui jalan menuju kebahagiaan tertinggi, yaitu bertemu langsung dengan Allah.
- Menjadikan ucapan, perbuatan, dan seluruh aspek kehidupan Rasulullah sebagai kiblat kebaikan dan kesuksesan.
- Mempelajari, memahami, dan meneladani kehidupan beliau dalam seluruh aspeknya.
Makna “La’alla” dalam Al-Qur’an
- Jika diucapkan oleh sesama makhluk, bermakna “semoga” atau “supaya”, dengan tingkat harapan 99%.
- Jika diucapkan oleh Allah, bermakna harapan yang pasti 100%.
Semoga kita selalu diberi taufik untuk senantiasa taat kepada Allah dan Rasul-Nya, serta mampu menjalani hidup dengan penuh keikhlasan. Dengan begitu, kita dapat menjadi hamba yang layak menerima rahmat-Nya yang sempurna. Karena rahmat Allah-lah yang akan mengantarkan kita kepada kebahagiaan sejati, di dunia dan akhirat. Aamiin.